21.Apr.2017

7 Suku di Dunia yang Menganut Sistem Matriarki Alias Dipimpin oleh Perempuan


Dalam rangka memperingati Hari Kartini, paling pas kalau kita sekarang ngebahas tentang girl power. Nah, kalo ditanya mbak Beyonce, "Who run the world?" pasti 7 suku ini bakal menjawab, "Girls!" atau perempuan. Soalnya, mereka adalah suku-suku penganut sistem matriarki. Garis keturunan, kepempimpinan, hingga kepemilikan harta, semuanya ditentuin sama perempuan. Mana aja suku yang menjalankan sistem ini? Nih, Mister kasih tahu satu-satu.

0
0
0

1. Mosuo

sumber foto: pandapoop.net

Tinggal di deket perbatasan Tibet di provinsi Yunna dan Sichuan, suku Mosuo adalah bagian dari etnis minoritas Naxi. Orang-orang dari suku ini tinggal bareng keluarga besar mereka dalam satu rumah. Namanya juga penganut matriarki, jadi gak heran kalau semua harta diwarisin ke anak perempuan. Cewek-cewek Mosuo biasa menangani urusan bisnis, sementara laki-lakinya kebagian ngurusin politik. Anak-anak dibesarin keluarga besar ibunya dan dikasih nama belakang sesuai nama ibunya.

Uniknya lagi, mereka menerapkan "walking marriages. Apa maksudnya? Jadi, kalau pengin punya anak, perempuan suku ini tinggal nyelonong masuk ke rumah laki-laki yang mereka taksir. Abis itu mereka pisah dan gak bakal tinggal bareng! Nah, karena anak-anak diasuh keluarga ibunya, peran ayah jadi hampir gak ada. Bahkan, ada juga anak-anak yang gak tau identitas ayahnya!

2. Iroquois

sumber foto: timothykestrel.com

Dulu, sebelum orang Eropa dateng, benua Amerika dihuni banyak suku, salah satunya Iroquois. Perempuan di suku ini berhak memiliki semua harta, termasuk ternak dan tanah dari keluarga mereka. Para cewek Iroquois bahkan bisa ngebuang suami mereka gitu aja tanpa dikasih harta sepeser pun dan ngambil alih hak asuh anak mereka! Aduh, kayaknya apes banget, ya, kalau lahir jadi cowok. Tetua-tetua perempuan juga punya hak veto buat nentuin ketua suku. Menurut survei terakhir di tahun 1995, sekarang ada sekitar 82.000 jiwa suku Iroquois yang tinggal di Amerika Serikat dan Kanada. Wah, lumayan banyak juga, ya.

3. Akan

sumber foto: 68.media.tumblr.com

Merupakan suku mayoritas di Ghana, seluruh identitas, hak waris, kekayaan, dan politik organisasi sosial suku Akan ditentuin oleh perempuan. Meskipun para pendiri suku ini adalah perempuan, tapi laki-laki tetep kebagian posisi sebagai pemimpin masyarakat. Meskipun begitu, tetep aja posisi pemimpin ini ditentuin berdasarkan garis keturunan keluarga cewek, yaitu lewat ibu dan kakak perempuan si laki-laki. Apesnya, laki-laki suku ini diwajibkan gak cuma menyokong hidup keluarganya sendiri, tapi juga keluarga besarnya yang perempuan. Hmmm... kira-kira berapa banyak laki-laki yang kabur dari suku ini, ya, karena gak betah?

4. Bribri

sumber foto: lowvelder.co.za

Suku pedalaman berjumlah 13.000 jiwa yang tinggal di provinsi LimA?n, Kosta Rika ini dibagi jadi beberapa klan. Setiap klan terdiri dari keluarga besar yang (pastinya) ditentuin dar garis keturunan perempuannya. Selain dikasih hak waris tanah dan segala kewenangan lainnya, perempuan juga punya hak untuk menyiapkan daun kokoa dalam upacara-upacara suci suku ini.

5. Garo

Suku Garo mewariskan harta dan posisi politik dari ibu ke anak perempuan mereka, biasanya anak perempuan termuda berhak nerima warisan harta ibunya. Nah, karena udah menang banyak harta, anak perempuan termuda juga harus nerima konsekuensinya, yaitu dijodohin. Gak ada ceritanya dia bisa milih dengan siapa dia mau bersanding (halah).

Meskipun perempuan punya segalanya, laki-laki suku Garo tetep jadi pemimpin masyarakat dan mengelola properti. Hmmm cukup adil juga, ya. Selain itu, calon pengantin pria suku ini juga "diwajibkan" kabur dulu dari lamaran supaya bisa dikejar-kejar sama keluarga besar si calon pengantin perempuan. Lucunya lagi, proses kabur-kaburan ini harus dilakukan berulang-ulang juga sampai si calon pengantin perempuan nyerah atau akhirnya si calon pengantin pria setuju dilamar. Begitu menikah, si suami bakalan tinggal di rumah istri. Kalau mereka ngerasa gak cocok satu sama lain, mereka bisa pisah begitu aja, tanpa dipandang aneh sama orang-orang sekitar.

6. Nagovisi

sumber foto: 4.bp.blogspot.com

Mari beranjak ke kepulauan di sebelah barat Papua Nugini! Di sini, ada suku Nagovisi yang terbagi jadi dua kelompok matrilineal yang dibagi-bagi lagi jadi beberapa klan. Perempuan Nagovisi punya peran penting dalam kepemimpinan klan, upacara-upacara suci, sampai mengelola tanah yang diwariskan ke mereka. Kalau ngebahas soal pernikahan, perempuan Negovisi paling mementingkan berkebun dan tidur bareng. Jadi, kalau ada pasangan yang kelihatan jalan bareng, berkebun bareng, dan tidur bareng, mereka langsung dianggep suami-istri. Gak pakai upacara pernikahan atau lamar-lamaran dulu!

7. Minangkabau

sumber foto: bundogroupdotcom.files.wordpress.com

Sejauh-jauhnya ngomongin suku di belahan dunia lain, jangan sampai kita lupa sama suku satu ini. Yap, suku Minangkabau! Kita boleh berbangga hati karena suku Minangkabau adalah suku matriarki terbesar di dunia. Seperti yang kita semua udah ketahui, suku ini sangat menganggap penting peran perempuan. Di beberapa daerah di Sumatera Barat, masih berlaku kebiasaan perempuan "membeli" calon pengantin pria yang harganya bisa bervariasi tergantung latar belakang pendidikannya. Buat setiap perempuan yang udah menikah, mereka punya rumah untuk tidur sendiri-sendiri. Buat laki-laki yang udah menikah, setelah tidur bareng istrinya di malem hari, mereka harus bangun pagi banget buat sarapan di rumah ibunya. Selain itu, meskipun ketua klan seringkali adalah laki-laki, yang milih dan yang mencopot sang ketua teteplah para perempuan di dalam klan itu. Hmmm, tapi kayaknya jaman sekarang tradisi ini udah mulai menghilang, sih.

Komentar