29.May.2023

Siriraj Medical Museum, Museum yang Bikin Jantung Copot!


 

0
0
0

Museum Kematian di Thailand - Hai Aladiners! Kalau kamu punya rencana liburan ke Thailand, coba kunjungi destinasi yang nggak lazim deh, misalnya ke Siriraj Medical Museum. Museum ini berada di kompleks rumah sakit Siriraj Piyamaharajkarun di Kota Bangkok. Kalau biasanya museum adalah tempat menyimpan benda-benda sejarah bernilai tinggi, Siriraj Medical Museum ini menyimpan.. mayat. Ya, kamu nggak salah baca, mayat! Tentunya mayat yang sudah diawetkan ya, bukan mayat orang yang baru meninggal. Memang mengerikan berkunjung ke museum ini jika tidak kuat mental, sebab kamu akan menyaksikan berbagai jenis mayat yang meninggal karena penyakit, meninggal karena dibunuh, meninggal karena kecelakaan, mayat anak-anak dengan cacat tubuh, dan hal-hal lainnya.

Terdiri dari enam museum kecil

Sumber gambar: Shutterstock

Siriraj Medical Museum bukanlah gedung tunggal, tapi terdiri dari enam museum kecil yaitu Ellis Pathological Museum, Congdon Anatomical Museum, Sood Sangvichien Prehistoric Museum and Laboratory, Parasitology Museum, Songkran Niyomsane Forensic Medicine Museum, dan Siriraj Bimuksthan Museum.

Di Ellis Pathological Museum, kamu dapat melihat display penyakit jantung, kanker, dan metode perawatan serta pencegahannya. Di Congdon Anatomical Museum, ditampilkan anatomi manusia beserta organ-organ tubuh untuk keperluan edukasi. Kemudian di Sood Sangvichien Prehistoric Museum and Laboratory, yang merupakan museum pertama dari Siriraj, kamu akan melihat peralatan, ornamen, hingga peninggalan bersejarah yang ditemukan di Situs Chorakhe Phuek di Provnsi Kanchanaburi, Thailand. 

 

Sumber gambar: visionsoftravel.org

 

Di Parasitology Museum kamu akan melihat dan bisa mempelajari berbagai jenis parasit yang hidup di dalam tubuh manusia. Kalau kamu suka nonton serial CSI, ada Songkran Niyomsane Forensic Medicine Museum, yang menampilkan identifikasi dari sejumlah penyebab kematian yang tidak wajar. Kamu bisa melihat tengkorak manusia asli dan berbagai bagian tubuh di gelas kaca.

 

Sumber gambar: worthygo.com

 

Terakhir ada Siriraj Bimuksthan Museum yang terletak di area lain museum. Lain dari museum-museum sebelumnya menampilkan berbagai hal medis yang berbeda-beda, Siriraj Bimukshtan Museum menampilkan sejarah medis dan sejarah dari Rumah Sakit Siriraj.

 

Baca jugaWang Saen Suk, Taman Neraka di Thailand yang Penuh dengan Patung Ngeri

Jenazah Si Quey

Sumber gambar: khaosodenglish.com

Museum ini juga menampilkan jenazah Si Quey, pembunuh berantai dari Cina. Pada tahun 1950, Si Quey pernah menggegerkan Thailand karena membunuh anak kecil dan memakan daging mereka. Setelah dijatuhi hukuman mati dengan cara dibakar pada tahun 1959, jenazahnya diawetkan dan 'dipamerkan' di Siriraj Medical Museum. Pada 23 Juli 2020, akhirnya jenazah Si Quey akhirnya dikremasi oleh sembilan biksu Buddha.

Kenapa setelah 60 tahun dipajang di museum, jenazah pembunuh itu akhirnya dikremasi? Karena ternyata banyak pihak yang meragukan orang yang diduga sebagai pembunuh berantai pertama Thailand itu sempat menjalani persidangan yang adil atas kejahatan yang dilakukannya. Maka setidaknya untuk 'mengompensasi' kecacatan hukum tersebut, Si Quey dimakamkan secara pantas. 

 

Baca jugaPatut Diteladani! Ini Alasan Warga Thailand Sangat Mencintai Rajanya

Berani berkunjung ke museum ini? 

Gimana? Udah siap mental mengunjungi museum mengerikan ini? Tapi walaupun mengerikan, museum ini sarat edukasi dan informasi yang diperlukan mengenai anatomi tubuh manusia dan hal-hal biologis yang lainnya. Sangat berguna untuk mengenal tubuh kita sendiri. Museum ini buka dari hari Senin hingga Sabtu jam 10.00 - 17.00. Kecuali pada hari Selasa dan public holidays, museum akan tutup. Harga tiketnya terjangkau kok, hanya 40 Bath. Kamu bisa ke museum ini lewat jalan darat atau atau jalan air (sungai), yaitu dengan naik kapal feri dari Chang Pier ke Dermaga Wang Lang atau Siriraj di Tonburi.

 

Baca jugaWat Rong Khun, Kuil Unik Serba Putih yang Ada di Chiang Rai, Thailand

Komentar

Tinggalkan Komentar: