16.Jul.2020

Melihat Tradisi Penguburan di Kampung Adat Praiyawang 


Bicara soal keindahan Sumba memang nggak ada habisnya. Bahkan tiap sudutnya harus kamu kunjungi supaya kamu tahu bagaimana menariknya Sumba. Termasuk Kampung Adat Praiyawang yang menyimpan cerita sejarah dan tradisi yang hingga saat ini masih lekat dengan masyarakatnya.

0
0
0

 

Terletak di Desa Rindi, Sumba Timur, Kampung Adat Praiyawang ini jaraknya sekitar 69 km dari pusat kota Waingapu yang bisa kamu tempuh selama 90 menit dengan menggunakan sepeda motor. Meski tidak ada angkutan umum, kamu masih bisa menuju Kampung Adat Praiyawang dengan menyewa sepeda motor dari Waingapu. Nggak perlu takut soal medan perjalanan karena aksesnya sudah sangat baik. Kamu juga akan dimanjakan dengan pemandangan jajaran bukit savana sepanjang perjalanan.

Desa Praiyawang, Peninggalan Kerajaan Tertua di Tanah Marapu ...

Sumber gambar: https://indonesiatraveler.id/desa-praiyawang-peninggalan-kerajaan-tertua-di-tanah-marapu/

Saat kamu sampai di Kampung Adat Praiyawang, kamu akan merasakan suasana desa yang begitu asli dengan arsitektur khas Sumba. Kamu juga akan disambut dengan kuburan batu tua yang ada di depan jajaran rumah di kampung itu. Memang, Kampung Adat Praiyawang ini menjadi salah satu desa yang masih memegang teguh kelestarian adat istiadatnya. Ini terbukti dari bagaimana masyarakat di sana menjunjung tinggi nilai history yang masih diterapkan hingga saat ini, yaitu tradisi Merapu (suatu kepercayaan masyarakat Desa Rindi).

 

Kampung Adat Praiyawang

Sumber gambar: http://www.triptrus.com/destination/2136/kampung-adat-praiyawang

Makam yang ada di halaman rumah merupakan bagian dari proses penguburan masyarakat setempat. Bagi masyarakat umum, proses penguburan ini memang cukup berbeda dan menyeramkan. Soalnya apabila ada warga yang meninggal, mayatnya tidak langsung dikubur tetapi disimpan dan diawetkan terlebih dulu. Bukan hanya itu, tubuh jenazah yang diawetkan pun posisinya dalam keadaan duduk dan dibalut dengan kain tenun. Mereka baru akan dikuburkan kalau keluarga dari yang ditinggalkan sudah memiliki beberapa kerbau atau sapi untuk dipersembahkan. Nah kalau jenazah sudah siap dikuburkan, mereka akan dikubur dalam keadaan duduk dan diletakkan di kuburan batu yang ada di halaman rumah.

Bermain ke Kampung Adat Praiyawang ini kamu akan melihat kelompok kecil masyarakat adat yang di dalamnya terdapat delapan rumah induk. Nah dari delapan rumah itu punya fungsi yang berbeda-beda. Ada yang dijadikan penyimpanan mayat, tempat ritual adat cukuran anak raja yang baru lahir, dan juga rumah untuk tempat minum kopi. Selain itu, kamu juga bisa menengok bagaimana barang-barang peninggalan nenek moyang, mulai dari alat musik hingga pakaian ada yang usianya sudah ratusan tahun tapi kondisinya masih sangat terawat. 

 

Sumber gambar: https://www.instagram.com/deppanatalia/

Satu lagi yang nggak boleh kamu lewatkan kalau datang ke Kampung Adat Praiyawang adalah mencoba memakai kain tenun asli yang ditenun sendiri dari tangan masyarakat setempat. Kamu juga bisa berkeliling kampung sambil menggunakan kain tersebut. Dan bukan hal yang tidak mungkin, kamu bisa banget jadiin kain tenun itu sebagai oleh-oleh dari Sumba. Harganya sangat bervariasi, mulai dari Rp200.000 hingga jutaan rupiah, tergantung proses pengerjaannya, karena ada yang dibuat hingga beberapa tahun.

Komentar